ENDLESS
LOVE
Wataww panas banget
upacara hari ini ya, kenapa disaat hari panas kaya gini Pembina upacaranya
harus si unta arab?. Waw banget pokok nya , lima belas menit dengerin orang
ngoceh kemana-mana dari tahun 1945 sampai sekarang, dimana pun dan kapanpun
selalu yang namanya ‘’Ceramah’’. Satu
per satu peserta upacara mulai berjatuhan, sampai kalau tidak salah sekitar 20
orang diangkat dengan drakbar. Bisa dibayangkan betapa lamanya kami disiksa
onta arab dibawah mata hari terik.
‘’ tanpa penghormatan
bubar jalan…’’ itulah kata – kata malaikat yang kami tunggu-tunggu , seluruh
peserta upacara berhamburan memenuhi lapangan dan terbagi menjadi tiga
kelompok, satu didepan kulkas kopsis, satunya lagi didepan kulkas kanti and the
las di café depan kantor kepsek.
‘’ huh…’’ desas mira
setelah minum sebotol sprite dalam satu tenggak.
‘’ loe minum apa
ngelongong sih mir?’’ tanyaku ketus.
‘’ abisnya resek thu
onta arab , amanatnya panjang ,lebar kali tinggi man…’’
‘’ pastinya…MIM…FA’…QA’…JIM…’’
aku lan rana kompak.
Dengan khusuk aku
menikmati cappuccino late dinggin ala pak amin penjaga kafe, rasanya thu manis
ada pahit-pahitnya ada pedes-pedes nya gimana gitu. Hems sensasinya thu plong
banget. Dari kejauhan sosok jakun melangkah menuju koridor kelas.
‘’ pak…pak dimar…’’
kami berlari menuju kelas.
Langkah seribu ,adalah
jurus andalan lolos dari kata telat. Trik pertama adalah kirim bbm ke temen
satu kelas , and the next suruh temen ngalihin perhatian si guru dengan intriks
pura-pura sakit perut and the final klik rem , mengendap-endap masuk kelas.
‘’ assalamualaikum
anak-anak…keluarkan catatan bahasa perancis kalian... dan sekarang kita latihan
buat puisi dalam bahasa perancis…!’’
‘’ oke mousure….!!!’’
Satu kelas kompakan.
‘’ sir..kalau bahasa
perancisnya aku mau mati apa sir?’’ aku melempar tanya meledek.
‘’ je veux défunt…’’
‘’ Alhamdulillah…semoga tenang dialam sana ya sir…’’ ketusku.
‘’ hahahaaaaaaaaaaa…’’ satu kelas tertawa terbahak-bahak.
‘’ diam…diam…diam…ayo lanjutkan…’’ pak dimar menahan malu.
‘’ gila loe lin…’’ bisik mira.
‘’ biarin aja …kemarin gara-gara dia gue keliling lapangan…’’ balasku
seperti biasa kami tos.
Sepanjang siang otakku terus berfikir kira-kira mau buat puisi buat
siapa?. Nyokap,bokap, nenek ,encing ? ah binggung. Saking erornya otakku aku
jalan sampek depan aula olahraga. Suara cetak-cetek bentrokan raket dengan kok
membuatku tertarik melirik isi bangunan kotak itu. Mataku melirik kecil celah
kecil pintu aula. Dan …
‘’ ckrek’’ pintunya terbuka and so pasti…
‘’ breek…’’ tubuhku terkapar kedalam aula.
Ibarat artis ibu kota pulang kampong atau miss word dipasar ikan semua
mata memandangi ku dengan pose star rangkak,kaya anak bayi sepuluh bulan.
Seorang pemuda berkostum pemain bulutangkis mengulurkan tangan nya padaku.
‘’ bangun…!’’
‘’ makasih kak…’’ aku mengambil tangan nya dan bergegas berdiri.
‘’ kamu kelas berapa?’’ tanyanya cuek sambil mengusap keringat diwajah
dengan little towel pink.
‘’ kelas sebelas kak…’’ aku
tersenyum.
‘’ o…’’ dia meninggalkanku sendiri dan kembali bermain dengan
teman-temannya.
Sampai tengah malem buntet mataku nggak bisa merem, mana bbm mira,rana
sama semua anak-anak sekelas nggak dibales, sms apa lagi, telepon dua curut
nggak diangkat kalu mau update kalau jam segini sih paling mentok lima puluh
jempol, itu aja kalau besok hari senin wage…mau ngetweet paling yang retweet
Cuma hansip sama satpam yang lagi ngeronda apes banget, tapi entah kenapa ya
jam dua malem kayak gini keinget sama kakak diaula tadi cool,cute ,unyu-unyu
lagi. Gimana kalau aku bikin aja puisi buat dia…
‘’ rayonnement l'oeil ton magnifique
jusqu'à apte à membius je
porter me a monde aime
bouffée heureux profond
je tombe aimer pada neiger
walau glacial mais faire me douillet’’
hari ini bener-bener bad day , udah telat harus manjat gerbang gara-
gara satpam gila itu. Kenapa sih mesti ketiduran tadi, padahal kan hari ini stp
2k nya killer. Pati mati deh kalau satpam nya ngadu. Aku mengendap-endap masuk
kelas saat ane mengalihkan perhatian miss Hilda, dengan pura-pura nanyain .
satu…dua …tiga…
‘’ rayline sejak kapan kamu
disitu ?’’ miss Hilda mendekati mejaku ,parker tepan di depan mejaku.
‘’ sejak tahun 1830 miss…’’ sahut reza.
‘’ diponegoro thu…’’ tambah mira.
‘’ huuuuuuuuuu….’’ Satu kelas bersorak dan melempari mereka dengan bola
kertas .
‘’ dasar couple understanding…’’ rana melempar ejekan dengan nada
lengking khas malang.
‘’ AMT sama MAWOTT…’’ TAMBAHKU.
‘’ apaan thu lin?’’ tanya boby.
‘’ arjuna muka tembok sama miss at the word otak lemot…’’ ketusku.
‘’ huuuuuuuuuuuuuuu…kalau miss Hilda GSAB…’’ sahut desky.
‘’ apaan thu?’’ pancing rana.
‘’ guru seksi atas bawah…’’ ledek desky.
‘’ diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam….!!!!!!!’’ Bentak miss Hilda
jengkel.
Mulut gerbang anak axcell diam , emang ya padahal kata guru-guru anak
excel thu diem,manis rapi suka nongkrong diperpus takaan,lah tahun ini kelas
kaya grand mall, anak-anaknya kaya artis bollywood pegangaan anak axcell
sekarang thu bukan buku tapi sisiir bedak, ipad sama stik game, gaya mereka
nggak lagi cupu tapi korea style bro…apalagi anak cewek ada suka bawa majalah
kesekolah, bawa-bawa poster nya artis-artis kore githu. Tapi tetep buat aku
Cuma ada Robert patinson, dengan geram aku menciumi photho yang di tanda
tanagani rob sama Kristen steward,
Suasana kelas semakin riuh pas pergantian jam , bola kertas melayang
sana –sini, celotehan-celotehan aneh biasa dilempar kesana kemari. Suara gaduh nan super riuh itu seketika
hening saat kakak yang bertemu aku di aula itu masuk kedalam kelas. Pembawaan
nya yang perfect mutlak ,gila aja cewek satu kelas matanya mantengin dia terus.
Tubuhnya wuih sispek gitu-gitu, mukanya unyu-unyu. Oh…kakak.
‘’ perwakilan kelas harap ke ruang meeting sekarang…!!!’’ ucapnya
singkat padat dan jelas.
‘’ gue…gue aja…gue aja…pokoknya gue…’’ anak-anak cewek berebut keluar
kelas.
‘’ ah pad anorak loe semua…’’ sahut ali.
‘’ yeeee…emang kak sam thu ganteng tahu….tipe gue banget….’’ Reni
kegenitan.
‘’ yee…emang dia mau sama loe…’’ aku memukul wajahnya dengan pengaris.
‘’ kalau gue jadian sama dia, gue bakal traktirin loe makan dikantin
seminggu deh guys…’’ mira gigit jari.
‘’ yeeeeeee…’’ aku dan rana kompak menutup wajahnya dengan korden.
Nggak nyangka pantastis bombasti hore kak sam follow gue, sangking
senangnya aku jingkrak –jingkrak dan menebarkan bantal hingga memenuhi seantero
kamar. Lega banget sampai-sampai rasanya tubuh thu ringan kaya kapas, hempas
sana hempas sini. Yang lebih alay nya lagi kak sam mention gue.
‘’ hay…rhayline…are you happy?
Send your number…. JJ’’
‘’aaaaa….aaaaaaaa………aduh so sweeeeeeet benjutttt….’’ Aku mendekap
malaikat kotakku dengan rasa geram yang sampai keubun-ubun.
‘’ eh …ratu alay berisik loe…’’ teriak kak satya dari balik pintu.
‘’ yeeeee…sirik aja…’’balasku.
Sejak saat itu aku akrab dengan kak sam, sering whatsapp,line ,kakao malahan
sering juga skype walaupun disekolah juga jarang ketemu. Kadang –kadang juga
kalau ada ekskul volley dia jemput disekolah and ngajak ngedate kalau malming.
Seperti biasa nya hari ini jam pertama si killer pasti kena semprot kalau
telat. Aku berlari naik tangga menuju kelas dengan membawa tugas kami bertiga,
makalah setebel dua ratus halaman bayangin aja kalau dikali tiga seberapa
berat. Di koridor tak sengaja aku mendengar percakapan mila and the geng yang
lagi nongkrong di koridor.
‘’ eh…loe tahu nggak kemarin si rana nembak kak sam didepan semua anak
basket…’’ bisik mila pada nanda.
‘’ loe bukanya kak sam itu
gebetan nya rhayline ya…?kan mereka sahabatan kok bisa…’’ tanya nanda.
Aku terus berusaha menyangkal kondisi hatiku saat mendengar kata-kata
mila dan nanda, aku yakin kalau itu Cuma gossip mana mungkin mira nembak kak sam,
dia kan tahu kalau kak sam itu my prince. Dia nggak mungkin nembak…nggak
rhayline jangan dengerin gossip nggak jelas. Focus oke…
Pikirankku semakin kacau saat mengerjakan tugas di perpustakaan,
berkali-kali aku membolak-balikan buku tapi aku tetep nggak ngerti maksud soal
ini. Udara siang ini panas banget, dari tadi si rana sama mira lama banget ke
toilet nya. Tak sengaja aku membuka-buka handpone rana yang tergeletak di
samping buku diktat sosiolaogi. Saat itu dunia seolah meledak terhantam meteor
panas, isi percakapan di whatsapp rana itu kak sam. Dan yang lebih
mencengangkan lagi mereka saling melontarkan panggilan sayang satu sama lain
,padahal kak sam baru jadian sama gue kemarin siang dan rana juga tahu itu.
Tes…tes butiran bening menetes dari mataku dengan derasnya, aku menghapus semua
air mataku dengan dua tangan dan mengembalikan hp rana keposisi semula.
‘’ eh…line loe udah selesai…’’ rana menarik buku catatanku.
‘’ udah kok…tadi gue search lewat google pakai hpe loe…’’ tandasku.
Raut wajah rana jadi pucat pasih dan tangan nya gemetar hingga bukuku
yang ia pegang jatuh kelantai.
‘’ kenapa loe na? emang di hp loe ada jadwal teroris nya apa kok kaku
baanget…?’’ ketusku.
‘’ eng…nggak’’ dia memasukan hp kesaku rok.
Kekesalan dihatiku sudah mengunung, air mata yang aku bending sejak jam
ketiga akhirnya meledak saat pergantian kostum ekskul volley . aku tak tahan
lagi,akhirnya air mata ku tumpah di ruang ganti sekolah. Duduk di ruang ganti
sembari berusaha membungkam mulutku agar mira tak mendengar tanggisanku, kerena
kebetulan mira ganti baju disebelah bilikku. Tapi sekuat apa aku membungkam
mulutku tapi tanggisan ku tetap terdengar olehnya ,mira panic dan menerobos
bilik tang hanya tersekat kain korden disekeliling nya.
‘’ kenapa sih loe line?’’ mira meraba pipiku.
‘’ mir…’’aku mendekap mira dengan erat dan menumpahkan semua sakitku
padanya.
‘’ udah dong lin, jangan nanggis lagi dong…this night gue nginep di
rumah loe…ya’’ mira mengelus pundakku.
Keberadaan mira dirumah sangat
membantu kalau nggak ada dia mungkin seisi kamar ini nggak Cuma penuh
sama tissue ,tapi juga barang-barang juga udah ancur semua, termasuk juga hp
sama laptop gue. Saat kami asyik main game simbok datang mengantar makanan
kekamar, tapi yang aku tercengang adalah orang yang mengikuti simbok.
‘’mira loe disini?’’ sapa rana pada mira.
‘’ iya gue ada homework disni …’’jawab mira.
‘’ lin, gue mau ngomong sama loe…tapi only….’’ Ucap rana dan mira
langsung pergi.
Aku duduk di pojok kanan ranjang, awalnya rana duduk membelakangiku.
Setelah lama aku menunggu rana memulai pembicaraan ,dia menyusul duduk di
sebelahku. Tangan mengengam tanganku, air mata ku sudah sampai di ujung ,dan
mulai tak tertahan saat satu demi satu kata-kata keluar dari mulut rana.
‘’ lin gue mau minta maaf sama loe lin…gue suka sama kak sam….’’
Ucapnya.
‘’ gue mohon sama loe lin jauhin kak sam….’’
Kata-kata terakhir rana sebelum pergi dari kamarku itulah yang paling
menusuk hatiku, dilemma diantara kisah cinta pertama dan persahabatan yang
sudah terjalin erah diantara kami. Tiga raga kami yang berbeda telah menyatu
dalam ikatan persahabatan , banyak kisah yang tumpah diantara kami, suka duka
telah biasa kami bagi , tapi kini persahabatan itu terasa hampa tanpa satu
bagian yang hilang dari kami ‘’ rana’’. Hubungan ku dengan rana kini jauh
berbalik Sembilan puluh derajat, ditambah lagi sikap kak sam yang tak bisa
dipegang.
‘’ kak kalau memang kakak suka sama rana tolong lepasin aku kak…biarin
aku pergi…’’ ucapku.
‘’ kamu thu egois lin, kamu Cuma mikirin rana sahabat kamu…kamu nggak
pernah mikirin aku orang yangmencintai kamu, kamu sadar kalau kamu kaya gini
itu nyakitin aku…’’ kak sam memojokanku terus –menerus.
Kenapa harus kalian memojokanku dalam situasi seperti ini,bagaimanapun
juga aku juga orang yang paling tersakiti disni, tapi kenapa aku yang harus
kalian himpit dengan keadaan seperti ini. Sikap kak sam yang meladeni rana ,
menimbulkan anggapan baru ,kesan nya aku yang mengikat kak sam dan hubungan
persahabatan kami semakin renggang, sindiran-sindiran rana disosial network
sangat menyakitkan.
Untuk melampiaskan perasaan aku bermain volley dengan club dari sekolah
lain, passing sedikit membuat perasaanku membuat ku lega. Lambungan bola yang
tinggi semakin menumbuhkan rasa puas. Hari ini tim kami menang sempurna, dan
saat kami sedang menenggak air mineral sebagai akhir perjumpaan tanding rana
lewat dengan membonceng motor kak sam. Bisa dibayangkan bagaimana terbakarnya
hatiku sekarang, untuk apa selama ini aku menanggis dan mencoba mempertahankan
mereka? Sementara mereka tidak pantas aku pertahankan.
Ratusan bola aku passing hingga memenuhi seantero lapangan volley ,aku
mengerahkan seluruh tenaga untuk mendorong bola itu terbang. Hingga akhirnya
tubuhku terkapar ditengah lapangan, aku menanggis seorang diri di tengah dingin
nya lapangan . aku memukuli ubin lapangan berkali-kali hingga tanganku
berdarah.
‘’ aku mau ke paris mir…’’ ucapku pada mira di café sekolah.
‘’ apa?’’ mira kaget.
‘’ aku mau nyusul kak El…’’ aku mengaduk-aduk jus apukatku.
‘’ kak El cinta pertama loe itu…?’’
‘’ iya….kak El dulu janji dia bakal nunggu gue kesana….jadi gue putusin
ikut ujian tahun ini, bulan depan gue berangkat ke sana…’’ jelasku.
‘’ loe kok githu sih ?’’ .
Keputusanku sudah bulan hari ini aku menginjakan kaki ke paris dan
alamat pertama yang aku kujungi adalah alamat kak el, cinta pertamaku. Setelah
berkeliling di sekitar menara eifel aku menemukan plat kak el. Aku menunggu nya
setengah jam lebih diluar karena pintu plat nya tertutup rapat. Udara dengan
suhu dua derajat sangat menusuk. Aku meniup tanganku dan memasukanya kesaku
jaket dan kembali duduk di kursi kecil dibawah lampu plat. Aku berdiri ketika
melihat sosok tinggi berkulit putih berjalan menuju kearahku bersama seorang
wanita.
‘’ kak el…tapi cewek itu siapa?’’ pikirku dalam hati
***
0 komentar:
Posting Komentar