Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About

Blogger templates

Blogger news

Rabu, 25 September 2013

cintailah cinta

MUNGKIN AKU PATUT MEMBENCI  DIA
                                                                                                                                       Oleh : JENNY APRILIA            
Aku  disibukan dengan kegiatan pesantren menyambut datangnya  bulan ramadhan ,berbagai kegiatan sudah kami persiapkan dengan baik.satu kegiatan yang akan kami laksanakan tengah malam nanti di tengah TPU Rahmatullah yakni renungan malam.sesampai di sana kami  tidurkan berjajar,tanpa sadar aku sudah berada dialam bawah  sadar.Ku lihat ada seorang wanita tua renta duduk dikursi goyang,aku ingat betul dia adalah ibuku ,orang yang aku kasihi sepanjang hidupku.Ketika aku menoleh ke arah timur Nampak seorang laki –laki  terbaring lemah tak berdaya di tubuhnya terpasang banyak sekali alat penopang hidup.Ku amati betul –betul wajah nya, api benci langsung menyala membara seakan semua yang terjilat oleh nya akan binasa.Di benakku terbesit ingatan tajam yang mampu merobek hatiku hingga hancur berkeping.luka yang Bapak torehkan begitu dalam hingga mampu merubah rasa kagumku menjadi rasa benci yang bergejolak.Lima tahun lalu itulah saat terburuk dalam hidupku,ribuan airmata terjatuh bak hujan badai yang takkan pernah surut.
Malam itu kudengar pertengkran yang sangat dasyat antara ibu dan bapak,hatiku merasa terusik,rasa ingin tahu ku mendorong tubuhku mendekat kearah jendela yang kebetulan terarah lsngsung kekamar meraka.
‘’Pak apa benar bapak sudah menikah siri dengan Asmita?Jawab pak…jawab !’’ Tanya ibuku sambil menatap mata bapak.
‘’Memang sudah saatnya kamu tahu yang sebenarnya,iya itu benar……’’jawab bapak .
Hatiku seperti diterpa gelombang tsunami mendengar pengakuan itu .apa benar yang kudengar tadi Ya Allah?ku lanjutkan mengintip mereka .
‘’Astaqfirullah pak!bapak tahu syariat,bapak tahu agama. Pernikahan tanpa ridho dari istri pertama itu haram hukumnya….!sejak kapan pak,…..jawab ibu pak sejak kapan?suara ibu terdengar semakin keras.         
‘’kami sudah menikah empat tahun yang lalu….’’ketus bapak.
Ibuku terdiam .ibu sangat syok sekaligus terpukul mendengar pengakuan bapak.aku tak menyangka bapak tega melakukan itu pada kami,apa salah kami Ya Robbi?semalam ku dengar tangisan ibu,ke esokan harinya ,ibu bersikap seolah tidak ada apa-apa di depanku dan  kak Tya.suana sarapan hari ini benar-benar dingin,kak Tya hanya menunduk bercucuran airmata begitu pula ibu,dan bapak tetap duduk tanpa ada penyesalan sedikitpun.Tak tahan rasanya aku,ingin ku berteriak.ingin ku luapkan semua lahar kemarahanku dan kumuntahkan magma benci pada bapak.
‘’Nis berangkat bu…!’’ucapku sambil mencium tangan ibuku.sesudah itu aku beranjak dari ruang makan.
‘’nis tunggu kakak…..!’’panggil kak Tya.
Kami berjalan bersama –sama ,tak biasanya kakak mau berangkat sepagi ini.Biasanya kakak berangkat seusai membantu ibu mencuci bekas sarapan.
‘’Nis  kamu dengar pertengkaran ibu dan bapak semalam?’’tanya kak tya padaku.
‘’iya…’’jawabku
‘’kenapa ya nis ini harus terjadi?kakak bingung nis disatu sisi kakak marah sekali pada bapak tapiu disisi lain kakak ini seorang anak yang wajib berbakti da menghormati bapak sebagai orang tua…’’ujar kak Tya.
Sementara aku hanya bisa diam seribu bahasa,aku tidak mungkin bisa menghormati bapak seperti dulu setelah semua yang terjadi.Bu lek Asmita dia adik sepupu  ibuku yang sudah dianggap saudara ,dari kecil dia sudah dibesarkan oleh kakekku.Tapi orang bisa dirasuki nafsu setan ,terlalu menuruti hasrat.Sunguh sangat menyakitkan sekali,sesak hati ini seperti terjerat tali rotan yang terdiri dari seribu lilitan.semua kegiatan jadi kacau balao,pikiranku saat ini hanya focus pada ibu  saja.Lebih baik aku kembali kerumah saja.Dugaanku benar ibu hancur hatinya semua tersirat dari raut wajah ibu yang muram.
‘’assalamu alaikum…’’
‘’wa alaikum salam….nisa sudah pulang nak?’’sambut ibu
‘’sudah bu…’’kata sembari mencium tangan ibu.
‘’mau ke mana pak?’’tanya ibu pada bapak.
‘’pulang.’’jawabnya
‘’pulang kemana pak?’’tanya ibu binggung.
‘’ke Bekasi…’’ketus bapak.
‘’tapi pak…kita bicara dikamar dulu saja…’’kata ibu.
‘’untuk apa? lama kelamaan anak –anak juga akan tahu yang sebenarnya.sebagai suami aku harus adil pada dua istriku.’’ucap bapak.
‘’adil?dimana letak keadilan untuk kami?’’sahutku.
‘’begitukah cara bicaramu pada orang yang kau sebut bapak…?’’ucap bapak kepadaku.
‘’bahkan aku menyesal menyebut anda bapak…’’ketusku tajam.
‘’sebenci-benci nya kau padaku tidak akan bias memutus ikatan darah kita,didalam tubuhmu mengalir kental darahku dan nama mu adalah pemberianku sabagai bapakmu.’’kata bapak sembari menatap maataku.
‘’sudah nis,dia itu bapak mu nak.kau wajib menghormati  dia nak…’’ibu berusaha melerai emosiku.
Sementara itu bapak  benar –benar pergi dari rumah.hampir empat bulan bapak tak kunjung pulang dan menafkahi kami.banyak yang mengatakan bapak sekarang ada disulawesi bersama bu lek Asmita,bahkan kabarnya bu lek baru saja melahirksan anak laki-laki.Memang dari dulu bapak sangat mengiginkan anak laki-laki yang tak bisa ibu berikan karena sakit kanker rahim yang ibu derita,tapi itu bukan alasan  untuk bapak bisa menyakiti ibu seperti itu.kini kami harus berusaha sendiri memenuhi kebutuhan kami sehari.aku dan kak tya hampir putus sekolah kalau saja bukan karena biasiswa kami tak mungkin bisa sekolah .
 Suatu hari ibuku sakit parah sampai berbulan-bulan  ibu tak kunjung sembuh.sudah Kami coba menghubungi bapak tapi tak pernah ada respon positif.berbagai barang  berharga  kami jual untuk pengobatan ibu namun itu sia-sia ibu harus menhembuskan nafas terakhirnya dengan luka perih di dada.sejak saat itu aku mengangap bapak pun telah mati,dan nama ku bukan khanisa aura islamiana ,namaku adalah MARIAM .sesuai dengan nama ibuku.sampai hari itu aku mendapat kesempatan tinggal dipesantren  gunung jati.
 Saat aku terbangun dari alam bawah sadarku pak kyai sudah berada disampingku.
‘’apa yang kau rasakan nak?kenapa tubuh nak Mariam panas seperti ini?’’tanya pak kyai padaku
‘’kebencian yang saya rasakan pak,jika saya teringat pada bapak saya.’’ketusku
‘’astaqfirullah mariam,kau  tidak boleh berkata begitu Allah bisa murka padamu nak’’kata pak kyai.
‘’hati saya sudah mati rasa pak…!hanya satu yang tidak bisa saya kembalikan yaitu darah bapak yang mengalir dalam tubuh  saya….’’
‘’besok masuk puasa cobalah memaafkan bapakmu’’kata pak kyai
‘’insya Allah pak….’’kataku.
Pagi ini semua santri bersiap pulang kerumah tak terkecuali aku,tahun Ini kami bisa berpuasa di rumah bersama keluarga karena pesantren akan direnovasi .aku rindu sekali pada kak tya, mungkin sekarang  kak tya tidak kesepian lagi karena yang menyewa rumah belakang.karena bus pesantren penuh jadi aku pulang bersama kyai ahsan sekeluarga yang kebetulan satu arah denganku.setelah tiga tahun tidak pulang nampaknya sedayu timur tidak banyak berubah hanya nampak sedikit ramai.
Tak sengaja aku melihat kak tya turun dari angkot bersama seorang laki –laki tua.siapa laki-laki itu?tanyaku dalam hati.setelah kuamati beberapa saat ciri –ciri nya seperti bapak ,tapi bapak tidak sekurus itu.laki –laki itu menoleh kearahku.itu bapak.
‘’khanisa….!’’panggil bapak.
Aku hanya diam ,terbenakku terbesit perlakuan bapak pada kami dulu.tanpa menjawab aku langsung berlari masuk kedalam rumah.api benci  di hati kembali menyala menebarkan aroma neraka.ku kunci pintu kamarku  .kenapa kak tya membohongi aku selama ini.
‘’nis…nisa boleh kakak masuk?nisa buka pintunya donk ….nisaaaa…!’’kata kak tya dari balik pintu.
‘’nama aku mariam bukan nisa….!’’teriakku.
‘’iya maaf dech…keluar donk mariam sayang ….bantuin kakak masak buat buka yuk…!’’rayu kak tya
Aku mulai luluh,aku perlahan melangkah keluar.sesampainya didepan pintu kak tya langsung memelukku.mungkin kak tya rindu padaku .tapi tetap saja aku marah karena dia bohong.kamar  kenapa pintunya terbuka ?apa bapak tidur disana?.
‘’kenapa pintunya dibuka?apa?’’tanyaku.
‘’tadi kakak bersihin buat bapak…tapi bapak ngak mau.nis eh mariam tolong bujuk bapak ya…suruh bapak makan…!’’pinta kak tya.
‘’kenapa ngak kakak aja yang bujuk bapak….?’’kataku.
‘’sudah tapi bapak maksa mau puasa ,kasihan bapak raganya belum kuat ditambah lagi bapak harus minum obat….’’kata kakak.
‘’tapi mariam ngak bisa kak…maaf’’kataku.
‘’BREEEEEEK’’
‘’suara apa itu kak?’’tanyaku.
‘’Ya Allah bapak nis…!’’kata kak tya sambil berlari ke rumah belakang.
Terlalu egoiskah sikapku  pada  bapak  ini,tapi aku tidak bisa meng hilangkan rasa benciku padanya.apakah ibu juga akan marah pada ku bila ibu masih ada.beberapa saat  setelah itu kak tya kembali .
‘’ada apa kak?’’tanyaku.
‘’bapak jatuh nis…kakak ngak tega tinggalin bapak sendiri,tapi kakak ada pengajian di rumah bu lurah.nis kali ini tolong kakak ya…!’’pinta kak tya.
Ingin rasanya hati ini bilang tidak walau terpaksa lidah harus bilang iya.bagaimana mungkin aku bisa menjaga orang yang paling aku benci sepanjang hembusan nafasku.sambil menunggu buka puasa kuisi waktu luangku dengan membuka –buka album foto tua keluarga kami,itu adalah satu-satu kenangan yang bisa terlihat tentang pribadi ibuku.wanita cantik penuh kasih sayang  itu sekarang sudah kembali ke kehadirat Allah.foto –foto ini menyimpam berjuta-juta kenangan indah.tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 15.00,selembar foto tak sengaja terjatuh saat aku mengembalikan album ke rak buku.selembar foto bayi milikku,dibalik foto tertulis beberapa kata.
’KHANISA AURA ISLAMIANA’’
Semoga nama itu cocok dan memberarti untuk bidadari kecil bapak.
Aku  tak bisa membohongi diriku walau  sibuk memasak makanan ,namun hatiku memikirkan tulisan yang aku baca tadi.setelah menyiapkan makanan aku menyiapkan alat sholat untuk sholat magrib.
‘’ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR’’suara azan
‘’Alhamdulillah  ya Allah….’’kenapa magrib kakak belum pulang,astaq firullah al azim.aku lupa mengantar buka puasa  untuk bapak. Tapi apakah api benci ini tidak akan membara,apakah sikapku nanti tidak akan membuat hati bapak terluka.sudahlah aku hanya ingin menjalan amanat.
‘’Assalamualaikum.’’sapaku.
‘’wa alaikum salam ,nis….’’kata bapak mencoba bangun.
‘’Mariam itu nama saya,ini ada makanan .silakan dimakan…’’ketusku.
‘’ahh…iya terimakasih ya nak….’’katanya sayub.
Aku dalam hati menahan air mata,melihat bapak dalam keadaan  seperti itu.tapi kebencianku terlalu kuat untuk digempur.aku mulai beranjak dari pintu.
‘’nis…!bisa tolong bantu bapak ke tempat wudlu…..’’pinta bapak padaku,sementara aku hanya diam.
‘’iya.tapi tolong panggil saya mariam….’’kataku.
‘’nisa,tolong biarkan bapak memanggilmu dengan nama itu nak…’’kata bapak sambil menatapku.
‘’mari saya bantu…!’’kataku.
Aku memapah bapak sampai depan musola,karena tak tega aku terus menunggu bapak selesai sholat.entah kenapa tiba-tiba bapak terjatuh.
‘’bapak…!’’teriaku.
‘’nis,punggung bapak sakit nis…!’’kata bapak sambil mengengam tanganku.
‘’iya …iya.sekarang nisa bantu bapak  bangun.’’kataku.
Aku membawa bapak kekamar mendiang ibu,apa yang terjadi pada bapak ?kenapa tangan bapak dingin seperti ini.aku berlari kekamar belakang untuk mengambil obat bapak,aku menemukan surat dari dokter.dalam surat itu tertulis bapak mengidap gagar ginjal.aku kembali kekamar bapak.ternyata kak tya sudah disana.jika kak tya bisa memaafkan bapak kenapa aku tidak.
‘’kak tya sudah pulang…?’’tanyaku.
‘’iya.mana obatnya nis..?’’kata kakak.
‘’ini,’’kataku.
‘’tya,nisa maafkan bapak…!’’kata bapak sambil mengengam tangan kami.
‘’insyaAllah,kami sudah memaafkan bapa.sekarang minum obatnya’’kataku.
‘’mariam…kamu pulang…’’kata bapak sambil melihat kearah pintu.
‘’bapak lihat apa?’’kata kak tya binggung.
‘’bapak tirukan nisa’’kataku.
‘’mariam kamu menjemputku?’’kata bapak,kak tya menanggis melihat bapak.
‘’ASHADU ALA ILLAH HA’ AILALLAH’’
‘’AS…HADU…ALA…ILLAH…HA’….ILALLAH’’
‘’WA ASHADU ANA MUH AMMAD DAR ROSULULLAH’’
‘’WA…ASHADU…ANA…MUHAMMAD…DAR…ROSULULLAH…’’
‘’bapak…bapak dengar tya…?bapak bangun….!’’jerit kak tya.
‘’Inalillahi wa ina Illahi ro jiun’’ucapku.
Bapak pergi menyusul ibu,tujuh hari sepeninggalnya bapak aku dan kak tya pergi ke padang untuk menemui bulek asmita.dia berhak tahu soal kepergian bapak.
‘’ada apa kalian kemari?’’sambut bu lek pada kami.
‘’bu lek kami ingin menyampaikan amanat terakhir bapak…’’kataku.
‘’o jadi dia sudah benar-benar mati tho..,?’’katanya sengit.
Kami tidak menyangka kalau bulek setega itu,kami sudah menjalankan amanat bapak untuk mengambil Ilham,kami akan membesarkan Illam.kami akan memubuka lembaran baru.


                                                  


0 komentar:

Posting Komentar